Rabu, 21 Maret 2012
Kisah Bocah Istimewa,Diprediksi Cuma Bertahan 3 Bulan Tapi Terus Hidup
Bocah Australia ini sangat istimewa. Saat lahir, para dokter telah memvonis bahwa usianya tak akan lebih dari 3 bulan. Namun anak perempuan itu terus bertahan hingga kini meski dengan kondisi memprihatinkan.
Tarbark Al Gazawe dilahirkan dengan kondisi kelainan genetik langka yang dinamakan sindrom Sanjad-Sakati. Kondisi ini ditandai dengan kegagalan pertumbuhan yang parah dalam rahim dan terus berlangsung seumur hidup.
Di usianya yang kini 3,5 tahun, tinggi badan bocah tersebut hanya 68 cm dan beratnya 6 kg saja! Bahkan boneka-boneka yang dimilikinya lebih besar dari dirinya.
Tidak diketahui sampai sejauh mana Tarbark bisa bertambah tinggi. Sebabnya, belum banyak hal yang diketahui medis mengenai kondisi yang dialaminya. Namun para dokter di Children's Hospital di Westmead, Australia mengatakan, tak lama lagi mereka akan mulai memberikan hormon pertumbuhan bagi Tarbark supaya bisa membantunya tumbuh berkembang.
Kondisi yang dialami Tarbark sangat langka di dunia -- hanya beberapa kasus yang pernah dilaporkan. Dengan kelainan genetik yang diderita Tarbark, dia baru mulai bisa berjalan beberapa bulan lalu. Saat ini dia baru bisa mengucapkan beberapa kata saja.
Ibunya, Azhar Al Gazawe, awalnya diberitahu para dokter bahwa putrinya itu tak akan bertahan hidup lebih dari 3 bulan. Namun meski memiliki banyak masalah kesehatan, anak tunggalnya itu terus hidup.
"Dokter-dokter mengatakan pada saya bahwa dia akan meninggal setelah tiga bulan. Kemudian mereka bilang mereka tidak tahu apakah dia akan bisa bicara, berjalan atau bahkan tumbuh gigi. Tapi dia bisa," kata Al Gazawe.
"Dia anak yang periang dan dia terus membuat saya sibuk," imbuh wanita itu seperti dilansir News.com.au, Rabu (21/3/2012).
Tarbark lahir lewat program tabung setelah selama bertahun-tahun orangtuanya tak bisa memiliki anak. Dia dilahirkan prematur pada usia kehamilan 31 minggu. Saat lahir, beratnya hanya 1,19 kg dengan panjang 36 cm. Tarbark harus dirawat di rumah sakit selama enam bulan sebelum orangtuanya bisa membawanya pulang ke rumah.
Namun Tarbark masih harus sering bolak-balik ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan dan pengobatan karena masalah-masalah kesehatan yang dideritanya. Apalagi kondisinya membuat dirinya lebih rentan terkena virus.
Menurut ahli genetik yang menangani Tarbark, Dr Carolyn Ellaway, risiko komplikasi terus mengancam bocah itu seiring pertumbuhan usianya. Namun sulit untuk memprediksi apa yang akan terjadi padanya.
"Kita tak bisa memprediksi perkembangannya. Dia harusnya bisa terus meningkat pertumbuhannya. Itu dengan asumsi dia tidak mengalami komplikasi yang mengancam jiwa," tutur Dr Ellaway.
"Dia gadis kecil yang menyenangkan. Dia sangat manis dan interaktif," pujinya.
[forumvivanews]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar